Sabtu, 16 Mei 2015

SAMBUT MEA DENGAN OPTIMISME


Zaman yang semakin berkembang saat ini, menuntut untuk lebih tanggap dalam beradaptasi dengan masyarakat sosial. Perkembangan ilmu teknologi, sosial bahkan ekonomi sangat menentukan kesejahteraan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia merupakan hambatan yang besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain itu, lapangan kerja yang tersedia masih minim. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Okezone.com, mencatat bahwa jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang. Hal tersebut menekankan bahwa sarjana lulusan perguruan tinggi tidak bisa lagi sekedar mengandalkan ijazah untuk mencari pekerjaan, namun dituntut memiliki kompetensi dan keterampilan yang dimiliki, agar dapat mencari lapangan kerja yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Salah satu alternatif mengatasi masalah tersebut adalah dengan menanamkan jiwa wirausaha pada pemuda  sejak dini.

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia khususnya di Lampung, kewirausahaan mempunyai peran yang sangat penting.  Dengan berwirausaha mampu menemukan inovasi dan gagasan baru dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa kewirausahaan merupakan proses pengembangan dan penerapan kreatifitas serta invovasi dalam menyelesaikan masalah dan mampu melihat peluang untuk menciptakan suatu usaha (Zimmerer, dalam Sudaryana, 2003), kewirausahaan merupakan suatu proses untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, dalam Sudaryana, 2003), kewirausahaan merupakan suatu nilai yang terwujud dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tujuan, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad, 1994). Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses pengembangan dan penerapan kreatifitas untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang terwujud dalam perilaku, baik dilingkungan masyarakat atau lebih khusus di kalangan pemuda .
Dikalangan pemuda  minat untuk bergelut di bidang wirausaha boleh dikata masih sangat minim, yang terpatri di benak mereka bahwa kerja itu hanya untuk menjadi karyawan atau pegawai. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan pemuda  kurang berminat untuk berwirausaha yaitu tidak ada modal untuk memulai usaha, atau tidak pernah dibekali dengan pengetahuan seputar wirausaha. Pola pikir pemuda  yang demikian perlu dibenahi agar dapat lebih memahami seberapa besar peranan wirausaha dalam kehidupan sehari-hari. Peran pendidikan baik formal maupun non formal sangat penting untuk menumbuhkan minat pemuda  dalam berwirausaha sehingga terbatasnya lapangan pekerjaan tidak lagi menjadi masalah besar karena pemuda  sudah mampu menjalankan usaha sendiri. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan berwirausaha seperti meningkatkan keterampilan pemuda  dalam bidang kewirausahaan agar tercipta kader pengusaha muda yang berpotensi, mampu memenuhi kebutuhan sendiri, menciptakan lapangan kerja bagi orang lain sehingga membantu pemerintah dalam mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Hal ini boleh jadi membawa perubahan bagi Indonesia kearah yang lebih baik , karena sejatinya perbaikan nasib negeri itu harus berdasar pada kemauan, keuletan dan kerja keras.
Pada level pemerintahan daerah, penguatan good governance menjadi tanggung jawab kepala daerah untuk di implementasikan pada seluruh perangkat daerahnya. Disini komitmen kepala daerah sangat dibutuhkan demi keberhasilan pelaksanaannya karena kepala daerahlah yang memegang amanah kekuasaan tertinggi di daerah.
Persoalan wawasan kebangsaan, bela negara, cinta tanah air merupakan faktor yang tidak kalah penting. Munculnya orientasi yang berlebihan kepada kegiatan-kegiatan politik praktis seputar kekuasaan juga menjadi masalah bagi pemuda.Akibat orientasi ini, pemuda menjadi lemah dalam mempelopori kegiatan-kegiatan di bidang keswadayaan dan kesukarelawanan, penumbuhan modal sosial dan pekerja sosial, penumbuhan kreasi seni, budaya, ekonomi kreatif, serta olahraga.
Dari pengamatan sebagaimana di atas, cukup jelas bagi kita kondisi pemuda Indonesia saat ini. Pertanyaannya adalah: apakah pemuda kita mampu bangkit untuk Indonseia yang lebih maju, mandiri dan bermartabat? Untuk menjawab itu semua, kita perlu merumuskan dan mencari terobosan, solusi kreatif, inovatif, mendorong peran pemuda bagi kemajuan dan kemandirian bangsa kedepan, untuk mewujudkan kemakmuran yang dicita-citakan.

Bangkitkan Kewirausahaan Pemuda

Seorang Ilmuwan Amerika bernama David McClelland, pernah menjelaskan bahwa suatu negara disebut makmur jika mempunyai jumlah wirausahawan minimal 2% dari jumlah penduduknya. Namun, saat ini jumlah pengusaha Indonesia hanya 0,24% dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia sekitar 240 juta, maka negeri ini membutuhkan setidaknya 4,2 juta pengusaha untuk mencapai minimal 2% jumlah usahawan.
Jumlah usahawan yang hanya 2% dari jumlah penduduk, artinya terdapat dua orang dari setiap 100 orang penduduk yang membuka lapangan pekerjaan. Ini berarti, 1 orang pengusaha menghidupi 49 orang lain yang bukan pengusaha. Angka ini akan melonjak menjadi 400-an orang yang harus ditanggung oleh seorang pengusaha jika saat ini baru terdapat 0,24% penduduk Indonesia yang menjadi wirausahawan. Jumlah ini tentu sangat tidak sebanding, dan menunjukkan beban penduduk yang harus ditanggung para pengusaha kita.
Pengusaha adalah pihak yang secara ekonomis menanggung elemen masyarakat lain yang bukan pengusaha. Untuk itulah, kita perlu membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memulai sebuah bisnis (entrepreneur) yang mampu menanggung kehidupan diri dan kehidupan masyarakat. Entrepreneurship menjadi penting karena pengusaha pulalah yang menjadi ujung tombak perekonomian suatu negara. Merekalah yang memimpin dan menentukan jalan usahanya sesuai bidang industri masing-masing, yang sebetulnya ikut menentukan arah pergerakan ekonomi dan industri.
Melalui tulisan ini, saya menitipkan tiga hal yang harus kita mulai dari sekarang, yakni pertama, di dalam diri pemuda perlu ditanamkan rasa nasionalisme, kebhinekaan, dan persatuan di tengah-tengah masyarakat. Kedua, jelang hari Kebangkitan Nasional tahun ini mari kita maknai sebagai Kebangkitan Ekonomi Nasional dengan meningkatkan produktivitas, kemampuan kewirausahaan, dan daya saing produktivitas pemuda dalam aktivitas perekonomian. Ketiga, Pemuda dituntut makin kreatif, inovatif, produktif, dan memiliki kapasitas lebih agar, memiliki peluang yang besar untuk memainkan peran sebagai pelaku ekonomi potensial pada skala mikro, kecil, menengah, dan besar, baik di dalam maupun di luar negeri. Globalisasi pada era sekarang menuntut kapasitas, kualitas dan profesionalitas dalam segala bentuk, termasuk di dunia usaha.
Kita perlu mengingatkan kembali bahwa, UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, telah mengamanahkan bahwa pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, entrepreneurship sangat penting, inovasi sangat penting sebagai penyangga sekaligus solusi dari pengurangan dan kemiskinan di negeri ini.

Tidak ada komentar: