Rabu, 29 Oktober 2014

PEMUDA HARUS SIAP MENJADI PEMIMPIN BANGSA

 
PEMUDA HARUS SIAP MENJADI PEMIMPIN BANGSA

Sebagai pemuda yang peduli akan masa depan bangsa, perlu dan penting untuk menumbuhkan rasa optimisme, bahwa suatu saat Indonesia akan menjadi negeri yang rakyatnya sejahtera, negerinya makmur, dan untuk waktu yang panjang, Indonesia akan mampu memegang tongkat estafet kepemimpinan global. Mengapa demikian, karena setidaknya kita pernah memiliki beberapa modal dan potensi.

Pertama, bangsa ini pernah melahirkan Soekarno, Muhamad Hatta, HOS Tjokroaminoto, dan Tjipto Mangunkusumo yang memiliki komitmen luar biasa bagi tanah air ini. Kedua, adalah Sumber Daya Alam (SDA) melimpah yang dimiliki oleh bangsa kita, dari ujung Sabang sampai Merauke, semuanya adalah hamparan potensi yang bisa menjadi modal utama bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Ketiga, adalah modal kesadaran untuk menumbuhkan sikap pahlawan. Kesadaran itu mulai muncul saat Indonesia sedang mengalami guncangan politik yang cukup massif pada pertengahan 1998. Saat itulah keran demokrasi sangat terbuka lebar, maka kesadaran untuk memberikan konsep yang utuh tentang keIndonesiaan mulai muncul hingga saat ini yang mengalami proses transisi konsolidasi demokrasi.

Hajat akbar demokrasi kita telah melahirkan para legislatif dan eksekutif pilihan hati nurani rakyat Indonesia. Sebagai negara yang berdemokrasi kita harus bisa menghargai pendapat orang lain. Kita sebagai warga Negara harus ikut menciptakan Negara yang berdemokrasi. Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kita.
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi dan Mempraktekkannya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pembelajaran, yaitu belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus berusaha memperbaikinya dari hari kehari.
Suatu hari nanti, kita berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada sebuah petunjuk dari al-Qur’an yang artinya , “sungguh, allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka sendiri mau mengubahnya”
Nah, jika demikian, pasti masih ada harapan dan bukan merupakan suatu yang mustahil. Perubahan memang datang dari allah SWT, tetapi ia tak datang begitu saja, mulailah dari diri kita, dengan tetap memohon pertolongan dan mendekatkan diri padanya. Bangun kesatuan, tepis kebencian antar sesama, serta optimalkan waktu dan tenaga untuk kebangkitan demokrasi.
Untuk itu kita harus memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalani kehidupan demokrasi ini. Berusaha dengan sekuat tenaga untuk merealisasikannya dengan segenap pengetahuan, usaha, dan tekad yang kita miliki. Dalam momentum peringatan hari sumpah pemuda tahun 2014 ini percayalah perubahan demokrasi yang santun itu tidak perlu waktu lama.

By. Heri Amanudin
Direktur Program Ansor DIGDAYA (Mendidik Generasi Memberdayakan Masyarakat)
Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan

Tidak ada komentar: